tunangan

Tunangan Kisah pilu harus menimpa sepasang kekasih yang sudah tunangan.Pasangan yang akan menikah bulan depan ini harus lebih dulu dijemput maut akibat kecelakaan.Kedua pasangan tunangan yang tewas ini adalah Suharianto (28) dan tunangannya Irma Yunita (23).

Dua sejoli ini tewas akibat kecelakaan lalulintas di Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) Km 38-39 kawasanlam k Kelurahan Tualang, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), Sumatera utara. Pasangan sejoli yang sudah tunangan ini meregang nyawa karena kecelakaan padahal sebulan lagi menikah

Tabrakan Maut 4 Kendaraan

Tabrakan maut ini melibatkan 4 kendaraan.

Pasangan tunangan yang tewas ini merupakan pengendara dan penumpang sepeda motor Yamaha Vixion.

Keduanya berencana menikah pada tanggal 31 Januari 2021 mendatang.

Hal ini sesuai dengan kesepakatan masing-masing keluarga kedua belah pihak.

Namun tragis, Suharianto (28) dan tunangannya Irma Yunita (23) tewas pada Minggu, (13/12/2020).

Pernikahan yang sudah dipersiapkan secara matang pun harus kandas.

Meninggalnya pasangan tunangan ini menimbulkan kesedihan mendalam bagi keluarga, terutama keluarga pihak wanita.

Bahkan ayah dari Irma Yunita tak bisa menahan tangis saat menceritakan kecelakaan yang menimpa putrinya itu.

Air mata sang ayah tumpah saat menceritakan sosok putrinya Irma Yunita.

Korban Irma Yunita merupakan anak ke empat dari lima orang bersaudara.

Serambinews.com melansir Tribun Medan, Miswan, ayah Irma Yunita mengatakan, saat kecelakaan terjadi, keduanya sebenarnya mau pergi ke Medan.

Pasangan Tunangan Ini Hendak Kembali Bekerja di Medan

Mereka sama-sama kerja di Medan.

“Karena ada acara antaran hari Minggu itu makanya mereka datang. Itulah disepakati tanggal 31 acara pestanya maksudnya karena itulah hari baiknya kita lihat” kata Miswan ayah Irma Yunita Selasa, (15/12/2020).

“udah gitu pun pihak laki-laki minta dibulan Januari bisanya,” sebut Miswan ayah Irma Yunita Selasa, (15/12/2020) seperti dikutip Serambinews.com dari Tribun Medan.

Miswan yang akrab disapa Iwan merupakan pedagang bandrek.

Saat ditemui di rumahnya di Desa Sei Jenggi, Kecamatan Perbaungan, Iwan sempat meneteskan air mata menceritakan awal mula ia mendapat kabar kematian anaknya.

Disebut Iwan, musibah itu hanya terjadi beberapa menit setelah korban meninggalkan rumah.

Ia menyebut pertama kali hanya mendapat informasi dari menantunya.

“Menantu saya yang perempuan bilang saat itu macet di Tualang karena ada kecelakaan. Dia enggak tau siapa yang kecelakaan” Jelas Iwan.

Iwan mengaku saat itulah dirinya punya firasat sama anaknya, karena mereka belum lama pergi pamitan dari rumah.

“Itulah langsung kutelponi yang laki-laki tapi dijawab sama orang lain dan cuma bilang, kenal sama orang ini, orangnya di rumah sakit Melati Perbaungan,” ucap Miswan sambil menirukan perkataan orang lain.

Ketika itu juga, lanjut Miswan ia pun langsung bergegas ke rumah sakit Melati.

Pada saat itu ia melihat kalau anaknya Irma Yunita masih kritis.

Sementara itu Suharianto sudah berada di kamar jenazah.

Pasangan Sejoli Tewas Akibat Kecelakaan

“Enggak tau lagi aku jam berapa kejadiannya. Sekitar satu jam aku di rumah sakit meninggal lah anak ku ini” tambah Iwan.

Iwan mengaku putrinya yang tewas kecelakaan merupakan anak rajin dan baik.

Bahkan sejak tamat sekolah, Irma langsung kerja bantu orang tua. Dia kerja di toko buku di Medan.

“Kalau luka berdarah enggak ada sebenarnya kulihat mungkin luka dalam dialaminya,” kata Miswan.

Ia mengaku ia beserta keluarganya yang lain sama sekali tidak ada melihat gelagat aneh dari keduanya.

Setelah Malam Minggu anaknya itu tiba di rumah sama sekali tidak ada keanehan.

Ia dan keluarganya juga sama sekali tidak ada mimpi apa-apa.

“Pas mau pergi itu cuma dibilang anak ku ini cepat nanti hujan. udah gitu aja enggak ada yang aneh-aneh” Sebut Miswan.

Miswan mengaku putrinya pulang ke rumah sekitar satu bulan sekali.

Putrinya Irma Yunita sudah sekitar setahun lalu tunangan dengan Suharianto dan berencana menikah pada tanggal 31 Januari 2021.

Miswan sempat memohon izin untuk menghentikan sesi wawancara saat itu.

Ketika disinggung soal pemakaman ia pun menangis dihadapan www.tribun-medan.com.

Ia hanya menyampaikan saat itu ada topik pembicaraan agar pemakaman dilakukan secara berdampingan saja, namun pada akhirnya pemakaman dilakukan di tempat kediaman masing-masimg.

Suharianto sendiri dimakamkan di kampung halamannya di Kabupaten Simalungun.

“Kalau anak saya dimakam kan di sini lah. udah lah ya,” katanya tidak sanggup melanjutkan sesi wawancara.

Pantauan www.tribun-medan.com, dua unit tenda pun masih terpasang di halaman rumah Miswan.

Disebut sebelumnya sudah dilakukan acara tahlilan dan akan dilanjutkan malam kedua dan ketiga.

Karena musibah yang terjadi dadakan, para keluarga Miswan pun ada yang baru sempat datang untuk menyampaikan ucapan bela sungkawa.

Saat itu Miswan dan istrinya Butet diminta untuk bisa bersabar menghadapi musibah ini.

Korban Irma merupakan anak ke empat dari lima orang bersaudara.

Diketahui, tabrakan maut yang dialami sepasang tunangan ini terjadi di Jalan lintas Sumatera (Jalinsum), Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera utara, pada Minggu petang, 13 Desember 2020.

Keduanya pun kemudian tewas dalam peristiwa tabrakan beruntun tersebut.

Kecelakaan ini juga mengakibatkan dua orang lainnya mengalami luka-luka.

Dalam peristiwa tersebut, ada sekitar empat kendaraan bermotor terlibat tabrakan beruntun itu.

Kronologis Kejadian

Empat kendaraan terlibat kecelakaan itu yakni bus Bilah Pane dengan nomor polisi BL 7359 AL, pikap L300 bernomor polisi BK 8034 MM, sepeda motor Yamaha Vixion BK 2299 WQ, dan Honda CB150R BK 4463 XAN.

Kasat Lantas Polres Sergai, AKP Agung Basuni mengatakan saat ini kasus kecelakaan beruntun ini masih mereka tangani.

Ia pun membenarkan kalau pihaknya sudah menetapkan satu orang tersangka dalam kasus kecelakaan ini.

Tersangka itu yakni sopir bus PT Bilah Pane Sejati, Tumpan Lumban Tobing (50).

“Tersangka sementara ini sopir bus yang diduga melakukan pelanggaran sehingga mengakibatkan kecelakaan. Kita tahan dan sedang dalam proses pemeriksaan,” ucap Agung Basuni Senin, (14/12/2020).

Ia menyebut laka maut ini terjadi sekira pukul 17.30 WIB.

Insiden tabrakan beruntun itu melibatkan mobil bus PT Bilah Pane Sejati nomor BL-7359 AL, sepeda motor Yamaha Vixion BK 2299 WQ yang dikendarai korban, Honda CB-150R BK 4463 XAN dan mobil pick up BK 8034 MN.

Dalam lakalantas ini terdapat dua orang korban meninggal dunia.

“Kronologinya bermula saat Bus PT Bilah Pane Sejati yang dikemudian oleh Tumpal Lumban Tobing datang dari arah Medan menuju Tebing Tinggi.

Setibanya di TKP mendahului mobil minibus yang belum diketahui jenis dan no platnya mengambil jalur ke kanan jalan.

Sehingga pada bagian depan sebelah kanannya tertabrak oleh Yamaha Vixion yang dikendarai korban yang sedang berboncengan,” kata Agung.

Saat itu juga, lanjut Agung, mobil bus terbelok ke kiri jalan, selanjutnya menabrak bagian belakang sebelah kanan mobil pickup yang hendak didahuluinya.

Kemudian mobil bus berhenti di sebelah kiri jalan arah Tebing-tinggi setelah menabrak pohon.

Sedangkan mobil pickup oleng ke sebelah kanan jalan arah Medan, sehingga bagian belakang samping kanan pikap tertabrak sepeda motor Honda CB-150R bernopol BK 4463 XAN yang dikendarai oleh korban lain yang juga berboncengan.

“Yang naik CB mengalami luka-luka juga dan dilarikan ke rumah sakit Melati Perbaungan.Nama korbannya Buang (53) dan Fegita (23),” kata Agung.

Informasi yang dikumpulkan korban Suharianto tercatat sebagai warga Kabupaten Simalungun.

Sementara itu tunagannya Irma Yunita merupakan warga Desa Sei Jenggi Kecamatan Perbaungan