Ada yang menarik dan menjadi perhatiin Setelah sebelumnya dibuat heboh oleh salah satu narapidana di Rutan Klas IIA Samarinda, Kalimantan Timur, yang menolak hak asimilasi program Kemenkuham karena tak memiliki tempat tinggal dan saudara.

Baru-baru ini, terjadi kembali peristiwa aneh dari salah seorang warga yang menyerahkan diri ke polisi, dan meminta untuk dipenjara akibat kelaparan di tengah wabah corona.

Sebagai barang bukti alasan penahanan, pemuda 20 tahun asal Thailand itu membawa narkoba.

Dilansir liputan6.com, Chayapol Addin menjadi salah satu korban PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) oleh perusahaan listrik, tempatnya bekerja karena terjadi penurunan omzet selama pandemi corona. Hal ini membuat dia tak bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Ditambah, adanya penerapan lockdown di negaranya, membuat dia tidak bisa pulang ke rumah orangtuanya yang berada di Phatthalung.

Karena itu, dia menjadi putus asa hingga memutuskan untuk melakukan aksi nekat tersebut.

Sebab menurutnya, dengan berada di penjara, dia akan mendapat jatah makanan secara teratur, tanpa perlu susah-susah bekerja. Meski disadarinya, bahwa penjara bukanlah tempat istirahat terbaik.

Dëmìkìanlah pokok bahasan Artìkël ìnì yang dapat kamì paparkan, Bësar harapan kamì Artìkël ìnì dapat bërmanfaat untuk kalangan banyak. Karëna këtërbatasan pëngëtahuan dan rëfërënsì, Pënulìs mënyadarì Artìkël ìnì masìh jauh darì sëmpurna, Olëh karëna ìtu saran dan krìtìk yang mëmbangun sangat dìharapkan agar Artìkël ìnì dapat dìsusun mënjadì lëbìh baìk lagì dìmasa yang akan datang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *